QRIS BRI: Revolusi Transaksi dari Warung hingga Arab Saudi
Dipublikasikan pada 30 April 2025 | Oleh Tim Teknologi Financial Sanggau
Bayangkan Anda membayar kopi di warung dengan sekali scan ponsel, atau seorang pekerja migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi menerima dana dari keluarga tanpa ribet nomor rekening. Inilah kekuatan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), sistem pembayaran digital yang mengubah cara kita bertransaksi. Didukung aplikasi BRImo dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), QRIS menawarkan kemudahan, keamanan, dan potensi besar untuk menyaingi raksasa seperti Mastercard. Namun, mengapa QRIS lebih dikenal untuk transaksi kecil? Bisakah BRI membawanya ke transaksi besar seperti tiket pesawat atau bahkan pasar global? Mari kita jelajahi!
Mengapa QRIS BRI Relevan?
QRIS, diluncurkan Bank Indonesia pada 2019, dirancang untuk mempercepat inklusi keuangan, terutama bagi 64 juta UMKM di Indonesia. BRI, dengan jaringan 9.000+ cabang dan 600.000 agen BRILink, memainkan peran kunci melalui BRImo. Aplikasi ini memungkinkan pengguna membuat QR code untuk transaksi, dari belanja di pasar hingga remitansi lintas batas. Dengan 35,8 juta pengguna BRImo (data Maret 2025) dan transaksi QRIS mencapai Rp400 triliun pada 2024, QRIS bukan sekadar alat pembayaran, tetapi simbol revolusi digital.
- Kesederhanaan: Cukup scan QR code dengan ponsel, tanpa perlu EDC atau nomor rekening.
- Keamanan: 0% risiko salah rekening, dilindungi standar EMVCo, enkripsi, dan otentikasi PIN/biometrik.
- Aksesibilitas: Digunakan oleh 32,7 juta merchant, 80% di antaranya UMKM, menjangkau pedesaan hingga kota.
Dominasi QRIS di Transaksi Kecil: Mengapa dan Bagaimana?
QRIS mendominasi transaksi kecil (Rp5.000-Rp500.000), seperti belanja di warung, ojek online, atau pasar tradisional. Ini bukan kebetulan, melainkan strategi Bank Indonesia:
- Fokus UMKM: QRIS menargetkan pedagang kecil yang tidak mampu beli EDC (biaya sewa Rp100.000-Rp300.000/bulan). Dengan QR code di stiker, merchant hemat biaya.
- Biaya Rendah: Merchant kecil dapat MDR 0% untuk transaksi di bawah Rp100.000, jauh lebih murah dibandingkan kartu kredit (1-2%).
- Kebiasaan Konsumen: Pengguna kota terbiasa scan QRIS untuk pembayaran cepat, dengan rata-rata transaksi Rp100.000-Rp200.000.
Namun, untuk transaksi besar seperti tiket pesawat (Rp5-10 juta), QRIS kurang populer. Alasannya? Konsumen lebih memilih kartu kredit untuk poin rewards, cicilan 0%, atau asuransi perjalanan, yang belum ditawarkan QRIS. Selain itu, merchant besar (maskapai, hotel) sudah terikat kontrak dengan Visa/Mastercard, dengan infrastruktur EDC yang mapan.
Meski begitu, QRIS mampu menangani transaksi besar hingga Rp20 juta per transaksi, aman dan simpel. Yang kurang hanya insentif dan promosi!
Keamanan QRIS: Simpel dan Tanpa Risiko
Salah satu daya tarik QRIS adalah keamanannya. Dengan standar EMVCo, setiap transaksi dilindungi enkripsi dan otentikasi, menjadikannya setara kartu kredit. Fitur “0% salah rekening” memastikan dana sampai ke tujuan yang benar, cocok untuk transaksi kecil hingga besar. Misalnya, seorang jemaah umrah bisa bayar paket Rp15 juta via QRIS tanpa khawatir salah transfer.
Kesederhanaan juga jadi nilai jual: cukup ponsel, tanpa perlu EDC atau kartu fisik. Ini sangat relevan untuk PMI dengan literasi digital terbatas, yang bisa scan QRIS via BRImo untuk belanja atau remitansi. Namun, pengguna seperti Budi melaporkan kendala, seperti opsi QRIS pribadi yang tidak muncul di BRImo atau kode yang kadaluarsa dalam 4 menit. Solusinya? Update aplikasi, cek menu “Transfer”, atau hubungi BRI via WhatsApp (0812-1214-017).
Ancaman QRIS untuk Mastercard: Mungkinkah?
QRIS berpotensi menggerus pangsa Mastercard, terutama di ritel kecil dan pasar diaspora. Dengan biaya transaksi rendah (MDR 0-0,7% vs. 1-2% Mastercard) dan kemudahan (tanpa EDC), QRIS mendominasi 80% merchant UMKM di Indonesia. Di Arab Saudi, jika QRIS terintegrasi dengan sistem Mada, 1 juta PMI dan 1,2 juta jemaah haji/umrah bisa beralih ke QRIS untuk belanja atau remitansi, menghemat jutaan rupiah dibandingkan kartu kredit (biaya transaksi luar negeri 2-3%).
Estimasi dampak:
- Jika QRIS global capai Rp40 triliun transaksi/tahun, bisa rebut 10-15% pangsa Mastercard di ritel kecil (Rp5-10 triliun).
- Di Saudi, transaksi QRIS Rp20 triliun oleh PMI/jemaah bisa kurangi Rp500 miliar-Rp1 triliun pangsa Mastercard.
Namun, Mastercard tetap kuat di transaksi besar (tiket pesawat, hotel) dan e-commerce global, karena poin rewards dan infrastruktur yang matang. QRIS perlu insentif seperti poin atau cicilan untuk bersaing di segmen ini.
Peran BRI: Membawa QRIS ke Semua Level Transaksi
BRI, dengan 70 juta+ pengguna BRImo, punya potensi besar mempopulerkan QRIS untuk semua transaksi. Strategi yang bisa diterapkan:
- Poin Rewards: Luncurkan “Poin BRImo QRIS”, misalnya Rp5 juta = 50 poin + 10 poin bonus, ditukar diskon tiket pesawat.
- Cicilan 0%: Tawarkan cicilan untuk transaksi besar (Rp15 juta untuk umrah, cicil 12 bulan), saingi kartu kredit.
- Cashback: Beri cashback 5-10% untuk transaksi QRIS di maskapai atau hotel, seperti Garuda Indonesia.
- Promosi Global: Edukasi PMI via KBRI dengan pesan: “Scan BRImo QRIS, aman, hemat, dapat poin!”
Contoh: Seorang jemaah bayar tiket Jakarta-Jeddah Rp7 juta via QRIS BRImo, dapat 70 poin + cicilan 0%, lebih menarik dibandingkan Mastercard. Jika 50% jemaah (600.000 orang) pakai QRIS, transaksi Rp3 triliun di Saudi bisa tambah devisa Rp500 miliar.
QRIS di Arab Saudi: Jembatan Ekonomi Digital
Arab Saudi, dengan 1 juta PMI dan 1,2 juta jemaah haji/umrah per tahun, adalah pasar strategis untuk QRIS. Jika terintegrasi dengan sistem Mada pada 2026, QRIS bisa:
- Dukung PMI: PMI scan QRIS untuk belanja di toko Makkah atau kirim remitansi Rp10 juta ke Indonesia, hemat biaya.
- Permudah Jemaah: Jemaah bayar hotel atau suvenir Rp3 juta via BRImo, tanpa kartu fisik.
- Tambah Devisa: Transaksi Rp10 triliun/tahun oleh PMI/jemaah bisa sumbang Rp1-2 triliun devisa (konversi rupiah, MDR).
Sukses QRIS di Saudi akan jadi “stempel kualitas”, menarik negara lain seperti UEA atau Hong Kong untuk kerja sama, memperkuat posisi Indonesia di ekonomi digital global.
Mengatasi Kendala Pengguna
Meski QRIS menjanjikan, pengguna seperti Budi menghadapi kendala, seperti opsi QRIS pribadi yang tidak muncul di BRImo atau kode yang kadaluarsa dalam 4 menit. Penyebabnya beragam:
- Opsi Tidak Muncul: Versi BRImo lama, salah menu (pembayaran merchant, bukan Transfer), atau akun dibatasi.
- Batas 4 Menit: Kode QRIS Dinamis sengaja kadaluarsa untuk keamanan, bukan error.
Solusi umum:
- Update BRImo ke versi terbaru di Google Play Store.
- Cek menu “Transfer” untuk QRIS Transfer, hapus cache aplikasi, atau install ulang.
- Hubungi BRI via WhatsApp (0812-1214-017) atau Pusat Bantuan di BRImo.
- Gunakan alternatif seperti OVO atau Gopay untuk kemudahan.
Masa Depan QRIS: Dari Lokal ke Global
QRIS BRI bukan sekadar alat pembayaran, tetapi jembatan menuju ekonomi digital global. Dengan insentif seperti poin dan cicilan, QRIS bisa menembus transaksi besar, menyaingi Mastercard, dan mendukung devisa Indonesia. Sukses di Arab Saudi akan membuktikan bahwa QRIS mampu bersaing di pasar sulit, mengundang kerja sama dengan negara lain dan memperkuat visi Indonesia sebagai pusat fintech. Mari dukung revolusi ini!
Bagikan pandangan Anda tentang QRIS di kolom komentar, atau hubungi Tim Teknologi Finansial Sanggau untuk diskusi lebih lanjut!
#QRIS #BRImo #BRI #FintechIndonesia #TransaksiAman #PembayaranDigital #PMI #HajiUmrah #DevisaIndonesia #EkonomiDigital #InklusiKeuangan #TeknologiFinansial #Mastercard #UMKM #ArabSaudi
Komentar