Entri yang Diunggulkan

EXCELLENT SERVICE

Inspirasi Pagi: Kekuatan Pelayanan Prima dan Motivasi yang Menyala Oleh: Eeng Kota Sanggau Tanggal: Senin, 28 April 2025 Di sebuah sudut kota Victoria, British Columbia, berdiri sebuah stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) yang tidak biasa. Dimiliki oleh seorang pebisnis sekaligus motivator inspiratif bernama Dunsmuir, SPBU ini bukan sekadar tempat mengisi bahan bakar, tetapi juga simbol pelayanan prima dan semangat kerja yang luar biasa. Kisahnya menjadi pelajaran berharga tentang bagaimana kerja keras, ketulusan, dan motivasi dapat mengubah pekerjaan sederhana menjadi batu loncatan menuju kesuksesan. Pelayanan yang Mengesankan di SPBU Dunsmuir Berbeda dengan kebanyakan SPBU di Amerika Serikat yang menerapkan sistem self-service , SPBU milik Dunsmuir menawarkan pengalaman pelayanan penuh. Setiap mobil yang datang disambut oleh empat pekerja muda yang bekerja dengan cekatan dan penuh semangat: Peke...

Jay Idzes: Bek Tangguh dari Belanda yang Jadi Andalan Indonesia (Plus Gajinya Bikin Ngiler!





Jay Idzes: Bek Tangguh dari Belanda yang Jadi Andalan Indonesia (Plus Gajinya Bikin Ngiler!)

Halo, bro, pernah dengar nama Jay Idzes? Kalau belum, ya Tuhan, kamu ketinggalan banget! Ini dia bek tengah yang lagi jadi buah bibir di Venezia FC dan Timnas Indonesia. Tinggi 190 cm, muka cool, kapten klub di usia 24, dan punya gaji yang bikin kita cuma bisa bilang, “Ya Tuhan, kapan giliran gue?” Yuk, kita kulik habis-habisan si "Il Muro" ini dengan gaya yang bikin kamu ketawa sambil takjub!

Awal Mula: Dari PSV Sampai Nyasar ke Venezia

Jay Idzes lahir 2 Juni 2000 di Mierlo, Belanda—tempat yang kalau kamu cari di Google Maps mungkin cuma kelihatan sawah sama sapi. Darah Indonesianya dari kakek-nenek Jakarta-Semarang, jadi jangan kaget kalau dia punya vibe “teh apa yang dibenci temen?”—teah apa yang dibenci temen? Realitea! Dia mulai main bola di akademi PSV Eindhoven, tapi nggak tembus tim utama. Sabun colek banget, ya? Akhirnya, dia pindah ke FC Eindhoven, debut pro di 2018, trus lanjut ke Go Ahead Eagles. Di sana, dia bantu tim promosi ke Eredivisie 2021—awal mula dunia tahu, “Eh, ini anak jago!”

Tahun 2023, Venezia FC nyamber dia dengan harga cuma €500k (sekitar Rp9 miliar). Bayangin, bro, harga segitu sekarang cuma cukup buat beli apartemen kecil di Jakarta, tapi Venezia dapet bek masa depan! Sekarang, setelah promosi ke Serie A bareng Venezia, nilai pasarnya udah melonjak ke €10-20 juta (Rp183-366 miliar). Investasi cerdas atau apa, nih?

Gaya Main: “The Wall” yang Bikin Striker Takut

Jay itu bek tipe “lo nggak lelet jalannya, tapi lo nggak bakal lelet ngadepin gue.” Duel udara? Menang 75-80%, bro—striker lawan cuma bisa ngeliat bola lelet jalannya di atas kepala mereka. Passing-nya juga oke, akurasi 85-88%, bisa nyanyi “Laskar Pelangi” sambil oper bola ke winger. Tapi, kelemahannya? Kecepatan. Kalau lawan winger lincah kayak Mbappe atau Vinicius Jr., Jay mungkin bakal bilang, “Tolong pelanin, bro, gue bukan Usain Bolt!”

Fans Venezia panggil dia “Il Muro” (The Wall), dan di Timnas Indonesia, dia kayak “Virgil van Dijk versi hemat”—tapi hemat yang bikin lawan pusing. Gol? Jarang, cuma 1-2 per musim, tapi kalau udah nyundul dari corner, kiper cuma bisa bilang, “Ya Tuhan, ini kok nggak ada tombol undo?”

Venezia FC: Kapten Muda di Tengah Badai Serie A

Sekarang, April 2025, Venezia lagi berjuang di Serie A. Posisi? Ya Tuhan, 18-19, zona merah, poin cuma 20-23 dari 31 laga. Jay main hampir tiap menit—2.500-2.600 menit, clean sheet 6-7 kali, termasuk lawan Juventus (imbang 2-2, Desember 2024). Dia kapten, bro, di usia 24! Bayangin, umur segitu gue masih bingung milih mie apa di warung.

Prediksi sisa musim? Peluang bertahan 40%, terdegradasi 60%. Laga kunci lawan Empoli, Monza, sama Lecce bakal jadi penutup nasib. Kalau Venezia turun ke Serie B, Jay pasti cabut. Tapi kalau bertahan, dia bisa jadi ikon klub—bisa jadi ada patungnya di Stadion Pier Luigi Penzo, walaupun stadionnya kecil banget, kayak lapangan futsal elit.

Timnas Indonesia: Harapan Baru Garuda

Jay debut bareng Timnas Maret 2024 lawan Vietnam—langsung cetak gol sundulan, 1-0, bro! Sampai April 2025, dia udah punya 12-14 caps, 1 gol, 4-5 clean sheet. Di kualifikasi Piala Dunia 2026, dia jadi benteng bareng Rizky Ridho atau Justin Hubner. Lawan Jepang kalah 0-2, imbang 0-0 lawan Arab Saudi—tapi Jay tetep berdiri tegak, kayak tiang listrik di tengah banjir.

ASEAN Cup 2024 (kalau udah kelar) mungkin bawa dia juara, dan Piala Dunia 2026? Kalau Indonesia lolos, Jay bakal jadi bek Asia pertama di sana sejak lama. Bayangin, bro, dia lawan Messi atau Haaland—mimpi buruk striker, mimpi indah kita!

Kontrak dan Gaji: Bikin Dompet Kita Nangis

Kontrak Jay di Venezia sampai Juni 2027—masih 2 tahun lagi dari sekarang. Awalnya di Serie B, gajinya £161k/tahun (Rp3,15 miliar), alias Rp262 juta/bulan. Pas naik ke Serie A, plus jadi kapten, estimasi realistis naik ke Rp500-600 juta/bulan. Bayangin, bro, sebulan dia bisa beli motor gede tiap minggu, sementara kita masih ngitung receh buat kopi!

Ada rumor gaji Rp3,6 miliar/bulan, tapi kayaknya lebay—mungkin termasuk bonus kalau Venezia juara Liga Champions (yang jelas nggak mungkin, wkwk). Kalau pindah ke Lazio atau Ajax, gaji bisa tembus Rp1-2 miliar/bulan. Dompetnya sama tebelnya kayak temen yang suka bilang “nanti gue bayarin” tapi lupa bawa dompet.

Transfer: Ke Mana Dia Bakal Nyelonong?

Venezia turun? Jay cabut. Pilihan top:

  • Lazio: €9 juta, Serie A, cocok buat gaya bertahan.
  • Stuttgart: €7-9 juta, Bundesliga, fisiknya bakal laku.
  • Ajax: €10-12 juta, pulang ke Belanda, main bola cantik.
  • Southampton: €6-10 juta, EPL kalau promosi—tapi lari cepet dulu, bro!

Prediksi? Lazio, musim panas 2025. Dia bakal jadi bintang di sana, trus 2028-2029 mungkin ke klub top-15 Eropa. Nilai pasarnya bisa €20 juta—dari €500k ke situ, naiknya lebih cepet dari harga BBM!

Di Luar Lapangan: Influencer Dadakan

Jay jadi idola fans Indonesia—Instagram-nya penuh komen “Bang Jay, kapan ke Jakarta?” atau “Kaptenku!” Di Venezia, dia pemersatu tim multikulti. Sabun colek banget, ya, satu orang bisa bikin orang takut di lapangan, tapi bikin hati hangat di luar.

Kesimpulan: Jay Idzes, The Wall yang Bikin Bangga

Dari Mierlo ke Venezia, dari Belanda ke Timnas Indonesia, Jay Idzes adalah bukti bahwa kerja keras plus darah Indo bisa bawa kamu jauh. Dia bek tangguh, kapten muda, dan harapan Garuda. Gajinya? Bikin kita iri. Kariernya? Bikin kita takjub. Jadi, kapan lo nonton Venezia atau Timnas cuma buat lihat Jay? Sabun colek, bro, nggak usah nunggu lama—dia udah jadi legenda di hati kita!

Tags: Jay Idzes, Venezia FC, Timnas Indonesia, Serie A 2024/2025, Bek Tengah, Gaji Jay Idzes, Transfer Jay Idzes


Sekian dan Terima kasih Tag tolong support blog kita agar kita semangat membuat tulisan


Cukup dengan cara berkomentar dgn baik baik membangun atau saran Cukup subscribe atau ikuti blog kita Semoga kita bisa menjadi teman yang baik Akhir kata daaaaaaa sampai jumpa di tulisan berikutnya

Komentar