Entri yang Diunggulkan

EXCELLENT SERVICE

Inspirasi Pagi: Kekuatan Pelayanan Prima dan Motivasi yang Menyala Oleh: Eeng Kota Sanggau Tanggal: Senin, 28 April 2025 Di sebuah sudut kota Victoria, British Columbia, berdiri sebuah stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) yang tidak biasa. Dimiliki oleh seorang pebisnis sekaligus motivator inspiratif bernama Dunsmuir, SPBU ini bukan sekadar tempat mengisi bahan bakar, tetapi juga simbol pelayanan prima dan semangat kerja yang luar biasa. Kisahnya menjadi pelajaran berharga tentang bagaimana kerja keras, ketulusan, dan motivasi dapat mengubah pekerjaan sederhana menjadi batu loncatan menuju kesuksesan. Pelayanan yang Mengesankan di SPBU Dunsmuir Berbeda dengan kebanyakan SPBU di Amerika Serikat yang menerapkan sistem self-service , SPBU milik Dunsmuir menawarkan pengalaman pelayanan penuh. Setiap mobil yang datang disambut oleh empat pekerja muda yang bekerja dengan cekatan dan penuh semangat: Peke...

Ramadhan dan Hari Raya: Cermin Jiwa yang Berbeda

Ramadhan dan Hari Raya: Cermin Jiwa yang Berbeda


<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-8130427862440054"
     crossorigin="anonymous"></script>




Ramadhan telah pergi, meninggalkan jejak di hati setiap insan yang menjalaninya. Bulan penuh berkah ini ibarat tamu agung yang datang membawa rahmat, lalu pergi dengan membawa cerita tentang siapa kita sebenarnya. Ada yang menangis melepasnya, ada pula yang tersenyum lega. Ada yang menyambut Hari Raya dengan sederhana, ada pula yang menggelarnya dengan kemewahan. Di balik perbedaan itu, tersimpan hikmah mendalam tentang makna hidup, prioritas, dan kebahagiaan sejati.

Ramadhan dalam Pandangan Orang Beriman
Bagi mereka yang beriman, Ramadhan adalah madrasah jiwa. Puasa bukan sekadar menahan lapar, tetapi melatih hati untuk sabar, menjaga lisan dari dusta, dan mengarahkan pandangan pada kebaikan. Sholat tarawih menjadi malam-malam penuh rindu, tilawah Al-Qur’an menjadi bisikan yang menyejukkan, dan sedekah menjadi jembatan kasih kepada sesama. Ketika Ramadhan berakhir, mereka merasa kehilangan—bukan karena kewajiban telah usai, tetapi karena keindahan ibadah itu telah membekas di hati.

Hari Raya bagi mereka adalah penutup sederhana dari perjalanan sebulan penuh. Tak ada kebutuhan untuk kemewahan berlebih, karena harta terbesar telah mereka raih: ketenangan batin dan harapan akan ampunan Allah. Mereka berkumpul dengan keluarga, saling memaafkan, dan berbagi apa adanya, sembari berdoa agar kebiasaan baik Ramadhan terus terjaga. “Allahumma laa taj’al haadza akhira ‘ahdina minhu,” ucap mereka, sebuah doa rindu agar bertemu lagi dengan Ramadhan di tahun mendatang.


<script async custom-element="amp-auto-ads"
        src="https://cdn.ampproject.org/v0/amp-auto-ads-0.1.js">
</script>



Kemewahan di Balik Kekosongan
Di sisi lain, ada yang menyambut tanggal 1 Syawal dengan sorak sorai dan kilau dunia. Mereka yang tidak berpuasa, tidak merasakan tarawih, justru paling lantang dalam kemeriahan. Pakaian termahal dipakai, hidangan terlezat disajikan, dan perayaan digelar bak pesta megah. Namun, di balik itu semua, ada kekosongan yang tak terucap. 
Ramadhan bagi mereka hanyalah tradisi yang lelet berlalu, dan Hari Raya menjadi ajang untuk menebus apa yang tidak mereka miliki: kedalaman jiwa yang lahir dari ibadah.

Kemewahan itu sering kali menjadi topeng. Tanpa latihan pengendalian diri di Ramadhan, mereka mudah terbawa arus konsumsi dan pujian manusia. Hari Raya bukan lagi tentang kemenangan batin, melainkan tentang siapa yang paling “wow” di mata dunia. Sayangnya, kilau itu cepat pudar, meninggalkan hati yang masih haus akan makna.

Tiga Hari Menuju 1 Syawal: Kesempatan Emas di Akhir Ramadhan
Saat ini, dengan sisa tiga hari menuju 1 Syawal, Ramadhan masih membentangkan peluang luar biasa. Akhir Ramadhan adalah puncak keberkahan, saat malam-malam terakhir menjadi ladang ampunan, dan doa-doa melesat menembus langit. Ini adalah waktu untuk menggenapkan puasa dengan ibadah terbaik, memanjatkan hajat terdalam kepada Allah SWT, dan memohon agar kita termasuk yang diterima di sisi-Nya.

Mari optimalkan sisa hari ini dengan memperbanyak sholat sunnah, membaca Al-Qur’an, dan berzikir hingga tengah malam. Sedekah di detik-detik akhir ini bisa menjadi penutup indah perjalanan kita. Jangan lewatkan malam Lailatul Qadar yang mungkin tersembunyi di antara hari-hari terakhir—malam yang lebih baik dari seribu bulan. Ini adalah kesempatan terakhir untuk menggenggam rahmat, sebelum Ramadhan benar-benar berpamit. Jangan biarkan ia pergi tanpa kita membawa bekal takwa dan ampunan yang kita dambakan.


<amp-auto-ads type="adsense"
        data-ad-client="ca-pub-8130427862440054">
</amp-auto-ads>



Hikmah dari Dua Dunia
Perbedaan ini adalah cermin. Orang beriman mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada apa yang kita miliki, tetapi pada apa yang kita rasakan di hati. Kesederhanaan mereka adalah kekayaan batin, sementara kemewahan yang berlebihan sering kali hanya fatamorgana. Ramadhan mengingatkan kita bahwa hidup adalah proses—setiap detik ibadah adalah investasi untuk jiwa, bukan sekadar menanti perayaan di akhir.

Sabda Rasulullah SAW menjadi penutup yang sempurna untuk renungan ini. Ketika beliau turun dari mimbar dan mengucapkan “Amin, Amin, Amin” tiga kali, para sahabat bertanya, dan jawaban beliau mengguncang hati: doa Jibril untuk mereka yang menyia-nyiakan Ramadhan, mengabaikan orang tua, dan melupakan shalawat. Kata-kata itu adalah panggilan—jangan biarkan Ramadhan pergi tanpa bekas, jangan biarkan hidup kita kosong dari makna. Terlebih di sisa tiga hari ini, mari kita rebut setiap detik untuk menjadi hamba yang lebih baik.

Penutup: Pilihan di Tangan Kita
Ramadhan dan Hari Raya adalah panggung kecil dari kehidupan. Ada yang memilih menjalaninya dengan hati terbuka, ada pula yang membukanya hanya untuk dunia. Dengan tiga hari tersisa, ini adalah saatnya kita memilih: akankah kita menutup Ramadhan dengan doa dan ibadah terbaik, atau membiarkannya berlalu begitu saja? Hikmahnya sederhana namun dalam: kejarlah apa yang abadi, bukan yang fana. Karena pada akhirnya, yang kita bawa bukanlah pakaian mewah atau hidangan lezat, melainkan amal dan hati yang telah kita persiapkan untuk bertemu Allah.

Mari kita sambut 1 Syawal dengan hati yang bersih, bukan hanya tangan yang penuh. Semoga Ramadhan kali ini menjadi saksi bahwa kita telah berusaha sebaik mungkin, dan semoga Allah menerima setiap langkah kecil kita di sisa waktu yang ada.

#Ramadhan, #BulanPuasa, #HariRayaIdulfitri, #MaknaSpiritualRamadhan, #AkhirRamadhan, #LailatulQadar, #IbadahRamadhan, #Kesederhanaan, #HikmahRamadhan, #DoaAkhirRamadhan, #Takwa, #Sedekah, #SholatTarawih, #KebahagiaanSejati, #SabdaRasulullah, #1Syawal, #PengendalianDiri, #Keimanan, #RefleksiDiri, #AmpunanAllah.


Sekian dan Terima kasih
Tag tolong support blog kita agar kita semangat membuat tulisan

Cukup dengan cara berkomentar dgn baik baik membangun atau saran
Cukup subscribe atau ikuti blog kita 
Semoga kita bisa menjadi teman yang baik
Akhir kata daaaaaaa sampai jumpa di tulisan berikutnya

Komentar