EMAS, KORUPSI, DAN MASA DEPAN INDONESIA – APA YANG SALAH DENGAN KITA?
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-8130427862440054"
crossorigin="anonymous"></script>
"Gambar hanya ilusi gambar emas di bank dunia "
China Borong Emas, Indonesia Apa Kabar?
Semuanya berawal dari berita: China terus nambah cadangan emas mereka, sekarang udah 2.262 ton (2024), meski cuma 4,9% dari devisa $3 triliun mereka. Mereka beli ratusan ton pas krisis—2009 (454 ton), 2015 (708 ton), 2019 (95,8 ton). Kenapa? Emas jadi “penyelamat” mereka dari ketergantungan dolar AS, sanksi, dan krisis ekonomi. Mereka mikir jauh—main strategi buat 20-30 tahun ke depan.
Lalu saya bandingin sama Indonesia. Kita punya emas 78,57 ton—cuma 8% dari devisa $145 miliar. Produksi emas kita 100 ton per tahun (Freeport, Antam), tapi kebanyakan diekspor, bawa devisa $5 miliar. Saya mikir: kenapa nggak simpen aja buat cadangan? Emas kan bisa jaga rupiah pas krisis, kayak Rusia yang tahan sanksi 2022 gara-gara stok emas 2.336 ton.
Ide Simpel: Simpen Emas Buat Masa Depan
Saya usul: simpen 10-20 ton emas per tahun dari produksi kita. Dalam 20 tahun, jadi 200-300 ton—lumayan buat bantalan. Atau ambil 1-2% dari ekspor nikel ($33 miliar), batu bara ($47 miliar), CPO ($28 miliar)—bisa beli 5-50 ton emas tiap tahun. Rakyat juga bisa diajak nabung emas, cicil Rp10.000 per hari di Pegadaian. Simpel, kan? Nggak usah borong gede kayak China, tapi pelan-pelan buat “Indonesia Emas 2045” beneran.
Tapi ternyata, ide ini mentok di satu musuh besar: korupsi.
<script async custom-element="amp-auto-ads"
src="https://cdn.ampproject.org/v0/amp-auto-ads-0.1.js">
</script>
"Tak ada malu para napidana korupsi Indonesia"
Korupsi: Penyakit yang Bikin Kita Stuck
Bayangin keluarga miskin—orang tua kerja mati-matian, tapi anaknya mabuk dan judi. Itu Indonesia sekarang. Negara susah—devisa tipis, utang $400 miliar, rakyat banyak yang pas-pasan—tapi duitnya dicolong pejabat. Kasus timah 2024 rugi Rp271 triliun—bisa beli 2.500 ton emas! Bansos Covid dicuri Rp5,9 triliun, e-KTP Rp2,3 triliun. Kalau duit ini aman, kita udah punya cadangan gede, bukan cuma 78 ton.
Kenapa susah hilang? Bukan cuma pejabat—sistemnya yang rusak. Birokrasi ribet, hukum lelet, daerah kayak “raja kecil,” politik mahal, pengawasan lemah. Duit buat emas bakal bocor sebelum jadi apa-apa. Saya sadar: tanpa bersihin korupsi, rencana masa depan cuma angan.
Sistem Bobrok: Akar Masalahnya
Sistem kita kayak mesin tua—bocor di mana-mana. Tender proyek dimark-up, hukuman koruptor cuma 5-10 tahun (bahkan bebas cepet), bupati korup seenaknya, calon legislatif bayar miliaran buat menang. KPK dilemahin sejak 2019, BPK sama DPR juga nggak tegas. Makanya perubahan susah—semua pihak untung dari kekacauan ini, rakyat cuma jadi penutup.
Apa yang Bisa Kita Lakuin?
Saya bukan ahli, tapi ini ide simpel dari obrolan tadi:
<amp-auto-ads type="adsense"
data-ad-client="ca-pub-8130427862440054">
</amp-auto-ads>
"presiden Indonesia dan presiden china presiden china lebih di takuti para korupsi "
Hukum Keras: Hukuman mati atau sita harta buat koruptor gede—contoh China, efek jera beneran.
Transparansi: Duit negara dilaporin online, rakyat bisa pantau pake teknologi kayak blockchain.
Pemilu Bersih: Batasi duit kampanye, biar politik nggak jadi ajang cari modal korupsi.
Mulai Kecil: Simpen emas 10 ton per tahun, tapi dijaga ketat biar nggak dicolong.
Indonesia emas hanya mimpi jika hukum korupsi masih seperti saat ini, kecuali sudah mengikuti hukum china "
Indonesia Emas 2045: Mimpi atau Nyata?
Pemerintah bilang 2045 kita jadi top 5 ekonomi dunia—GDP $7 triliun, rakyat sejahtera. Tapi lihat sekarang: emas cuma 78 ton, devisa cuma buat 6 bulan, duit hilang di korupsi. Kalau sistem nggak beres, “Indonesia Emas” cuma slogan—kita bakal terus kerja keras buat hari ini, nggak pernah nabung buat besok.
Ayo Mikir Bareng
Saya nulis ini bukan buat nyanyi—tapi ajak kalian mikir: apa iya kita mau gini terus? Korupsi bikin kita miskin, sistem bikin kita stuck. Kalau kita sama-sama tekan pemerintah—lewat suara, protes, atau apa aja—mungkin ada harapan. Kalian setuju nggak? Atau punya ide lain? Tulis di kolom komentar, biar kita diskusi bareng!
Sekian dan Terima kasih
Tag tolong support blog kita agar kita semangat membuat tulisan
Cukup dengan cara berkomentar dgn baik baik membangun atau saran
Cukup subscribe atau ikuti blog kita
Semoga kita bisa menjadi teman yang baik
Akhir kata daaaaaaa sampai jumpa di tulisan berikutnya
Komentar